Pentingnya Konservasi Satwa Liar: sebuah refleksi Hari Spesies Terancam Punah 2023 

Home » Blogs » Likungan lahan basah yang sehat » Jenis » Pentingnya Konservasi Satwa Liar: sebuah refleksi Hari Spesies Terancam Punah 2023 
Blog

Hari Spesies Terancam Punah atau secara internasional dikenal sebagai International Endangered Species Day dirayakan setiap bulan Mei pada hari Jum’at ketiga, bertepatan dengan dimulainya perjalanan migrasi satwa liar di musim semi. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk menyoroti pentingnya melestarikan spesies terancam punah dan semakin meningkatnya ancaman kepunahan akibat perubahan iklim, hilangnya habitat, polusi, dan perdagangan satwa liar ilegal. Perayaan ini juga menekankan pentingnya peran inisiatif konservasi satwa liar dalam memastikan kesehatan ekosistem dan pembangunan berkelanjutan.

Diawali pada tahun 2006, sebuah organisasi non-profit bernama Endangered Species Coalition (didirikan pada tahun 1988) mengajukan resolusi ke Kongres Amerika Serikat untuk menetapkan tanggal 16 Mei sebagai National Endangered Species Day dan disetujui. Sejak itu, perayaan telah diselenggarakan oleh berbagai organisasi dan gerakan global yang bekerja di bidang konservasi lingkungan. Pada hari ini, individu, organisasi, dan komunitas didorong untuk berpartisipasi dalam acara dan kegiatan yang mempromosikan perlindungan spesies yang terancam punah beserta habitatnya. Di Amerika Serikat, perayaan tahun 2023 ini diadakan pada tanggal 19 Mei 2023, sekaligus menandai 50 tahun disahkannya UU Satwa Langka dan Terancam Punah (Endangered Species Act)-sebuah produk hukum yang melembagakan komitmen nasional mereka terhadap konservasi ikan, tanaman dan hidupan liar serta habitatnya.

Endangered species atau spesies langka dan terancam punah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan spesies yang terancam kepunahan di seluruh dunia. Definisi tersebut meliputi spesies yang jumlah individunya semakin berkurang drastis atau yang terancam punah dari ekosistem mereka karena berbagai faktor, seperti kerusakan habitat, perburuan tidak terkendali, perubahan iklim, dan polusi. Istilah tersebut juga mencakup spesies yang tidak memiliki variasi genetik yang cukup untuk bertahan dalam jangka panjang dan spesies yang terancam kepunahan karena mereka menjadi mangsa predator yang terlalu banyak. Menjaga spesies yang terancam punah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya efek domino dalam lingkungan kita.

IUCN (International Union for Conservation of Nature), sebuah organisasi global yang mendorong pelestarian alam dan sumber daya alam yang berkelanjutan, memiliki standar global untuk pengkategorian spesies terancam punah. Kategori tersebut menjadi referensi bagi organisasi konservasi dan pemerintah di  seluruh dunia. Terdapat dua tingkatan kategori spesies terancam punah, yaitu endangered species (EN) dan critically endangered species (CR atau CE). Suatu spesies dikategorikan sebagai langka dan terancam punah atau endangered species jika memenuhi salah satu kriteria berikut:

  1. Populasi spesies menurun tajam dalam kurun waktu singkat atau populasi kurang dari 250 individu dewasa.
  2. Area sebaran spesies berkurang drastis, sehingga tidak dapat mengisi lingkungan tempat hidupnya.
  3. Spesies menghadapi risiko kepunahan yang tinggi di masa depan  karena kondisi lingkungan atau perburuan.

Sementara, critically endangered species merujuk pada spesies yang menghadapi risiko kepunahan yang sangat besar dalam waktu dekat apabila tidak dilakukan upaya konservasi yang signifikan. Spesies ini ditandai dengan ciri-ciri:

  1. Jumlah individu yang sangat sedikit atau menyusut drastis.
  2. Adanya tekanan ancaman yang berkelanjutan pada populasi.

Kategori Critically Endangered adalah kategori yang paling tinggi dalam Red List IUCN dalam upaya konservasi biodiversitas. Spesies yang termasuk dalam kategori ini memerlukan upaya konservasi yang mendesak dan  intensif untuk mencegah kepunahan mereka. IUCN menghasilkan penilaian dan evaluasi khusus terhadap spesies yang terancam secara kritis untuk membantu menentukan strategi konservasi yang diperlukan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup spesies tersebut.

Salah satu momen penting terkait satwa langka dan terancam punah adalah perjalanan hidup “Martha”, seekor merpati (Passenger pigeon – Columba migratoria), yang mati pada tanggal      1 September 1914 di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat. Martha merupakan individu terakhir dari jenis burung dara tersebut, setelah 2 ekor jantan mati di kebun binatang yang sama pada tahun 1910. Martha pada saat hidupnya boleh dibilang menjadi selebritas dengan antrian pengunjung yang mengular. Ketika dia ditemukan mati di lantai kandangnya di suatu sore, bangkainya kemudian dibekukan dan dikirim ke Smithsonian Institution, Washington DC, untuk kemudian diawetkan. Tragisnya, merpati tersebut sebelumnya adalah merupakan jenis burung yang paling banyak hidup dan diamati di Amerika Utara. Saat itu, populasinya mencapai 3 milyar ekor, tetapi dengan cepat kemudian populasinya menyusut dan akhirnya punah. Kepunahannya disebabkan oleh eksploitasi komersial daging merpati dalam skala besar dan hilangnya habitat akibat deforestasi.

Pada tahun 1857, sebuah RUU sebenarnya telah diajukan ke Badan Legislatif Negara Bagian Ohio untuk menentukan perlindungan bagi jenis Merpati tersebut. Komite Seleksi Senat mengajukan laporan yang menyatakan, “Merpati penumpang tidak membutuhkan perlindungan karena perkembangbiakannya baik dan memiliki habitat hutan yang luas di utara. Spesies tersebut melakukan perjalanan ratusan mil untuk mencari makanan, mereka ada di sini hari ini dan di tempat lain besok, dan tidak ada kerusakan yang dapat mengurangi populasi mereka yang bertambah berjuta-juta ekor setiap tahunnya”.

Dalam hubungannya dengan Endangered Species Day, kematian Martha menjadi peringatan tentang betapa pentingnya menjaga spesies-spesies langka dari kepunahan. Hari itu juga dijadikan sebagai kesempatan untuk mempromosikan upaya-upaya pelestarian, termasuk dukungan terhadap program-program konservasi dan pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat dalam melindungi spesies-spesies langka.

Peringatan Hari Spesies Terancam Punah memiliki relevansi yang signifikan di Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi dan terkaya di dunia. Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, sehingga memiliki banyak jenis spesies hewan dan tumbuhan, dimana diantaranya termasuk spesies endemik yang hanya ada di Indonesia. Dengan beragam ekosistem yang ada di dalamnya, negara ini memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua. Setiap pulau memiliki iklim, keragaman topografi, dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan spesies-spesies yang berbeda pula. Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang luas di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Hutan hujan tropis dikenal sebagai salah satu ekosistem dengan biodiversitas paling tinggi di dunia. Selain hutan hujan tropis, Indonesia juga merupakan salah satu yang memiliki lahan basah terluas di dunia, dengan keanekaragaman hayati yang telah beradaptasi dengan ekosistem lahan basah yang unik.

Kehadiran dan aktifitas manusia yang cenderung merusak, seperti deforestasi, penambangan, dan perburuan liar serta perdagangan illegal telah mengancam keberadaan spesies hewan dan tumbuhan di Indonesia.  Beberapa di antaranya termasuk ke dalam kategori langka dan terancam punah, contohnya burung Wilwo (Mycteria cinerea) dan Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dan tumbuhan Titan Arum (Amorphophallus titanium) yang berstatus Endangered, serta Gajah Sumatra (Elephas maximus ssp. Sumatranus), Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang seluruhnya berstatus Critically endangered.

Salah satu ekosistem yang juga menjadi rumah berbagai spesies tumbuhan dan hewan, termasuk yang berstatus langka dan terancam punah adalah lahan basah. Lahan basah dicirikan dengan keberadaan air, yang bersifat sementara atau permanen. Habitat yang unik ini membuat lahan basah cocok untuk berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang beradaptasi untuk bertahan hidup dalam kondisi tersebut. Lahan basah dapat ditemukan di berbagai ekosistem, seperti hutan rawa, gambut, danau dan hutan mangrove. Tumbuhan lahan basah telah mengembangkan adaptasi untuk bertahan hidup dalam kondisi basah, seperti daun mengambang, batang yang tergenang air, dan akar yang dapat menyerap oksigen dari udara.

Lahan basah sangat penting untuk kelangsungan hidup banyak spesies, menyediakan habitat dan sumber makanan, tempat berkembang biak dan bersarang, serta perlindungan dari pemangsa. Mereka juga membantu mengatur aliran air, penyerapan karbon, siklus nutrisi dan menyaring polutan, serta menjaga kualitas air. Jaring makanan kompleks yang ditemukan di lahan basah sangat penting untuk menguraikan bahan organik dan mendaur ulang nutrisi kembali ke ekosistem. Hilangnya lahan basah akibat aktifitas manusia, seperti pertanian, urbanisasi, dan pembangunan industri telah mengakibatkan penurunan jumlah spesies yang bergantung padanya secara signifikan. Melindungi lahan basah dan mempromosikan pemulihannya sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati serta jasa lingkungan yang disediakannya untuk kelangsungan kehidupan manusia.

Di antara berbagai peringatan penting lainnya, Endangered Species Day 2023, merupakan salah satu acara penting yang bertujuan untuk mendorong masyarakat, komunitas, dan organisasi untuk melestarikan spesies langka dan habitat alaminya. Hari itu tidak hanya akan meningkatkan kesadaran tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terhubung dengan alam dan belajar tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati. Peringatan tersebut beserta upaya lainnya, terutama yang lebih tertuju kepada gerakan aksi nyata di lapangan, akan dapat mengamankan masa depan yang berkelanjutan untuk generasi saat ini dan mendatang.

Yus Rusila Noor, Direktur Wetlands International Indonesia, suatu lembaga nir-laba global yang bergerak di bidang perlindungan dan pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan, mengamini bahwa peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian spesies-spesies yang terancam punah dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan melestarikan spesies-spesies tersebut. Selain itu, peringatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi dan keberlanjutan lingkungan, serta melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia untuk generasi yang akan datang.

 

Tinggalkan komentar