Kehidupan Terkumpul di Lahan Basah Pasang Surut Pesisir

Home » Berita » Likungan lahan basah yang sehat » Jenis » Kehidupan Terkumpul di Lahan Basah Pasang Surut Pesisir
Berita

Lahan Basah Pasang Surut Pesisir adalah wilayah dimana manusia dan berbagai keanekaragaman hayati hidup bersama untuk kehidupan mereka. Bagi masyarakat pesisir, ekosistem tersebut serta lahan basah pesisir lainnya memberikan nilai ekonomi dan sosial yang luar biasa serta menyediakan jasa lingkungan tidak hanya untuk masyarakat lokal tetapi juga masyarakat lain secara luas, dalam bentuk mitigasi dampak perubahan iklim melalui sekuestrasi karbon, perlindungan pantai dan peningkatan mata pencaharian penduduk.

Di sisi lain, ekosistem ini juga mengalami tekanan yang luar biasa dari kegiatan pembangunan, polusi dan pemanfaatan yang tidak berkelanjutan. Karakter ekologis dari lahan basah pasang surut pesisir akan sangat terpengaruh oleh hilangnya keterhubungan dengan wilayah di sekitarnya, misalnya hilangnya tempat tongkrongan pada saat pasang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan burung-burung air.

Menyadari berbagai kepentingan serta tantangan yang dihadapi oleh lahan basah pasang surut pesisir, Wetlands International bersama dengan Pemerintah Filipina menjadi tuan rumah side event mengenai konservasi lahan basah pasang surut untuk resiliensi di wilayah pesisir.

Yus Rusila Noor anggota Delegasi Republik Indonesia

Menanggapi survey kecil diantara 110 orang yang menghadiri acara tersebut, Yus Rusila Noor anggota Delegasi Republik Indonesia, mengatakan bahwa salah satu tantangan terpenting dari pengelolaan lahan basah pasang surut pesisir di Indonesia adalah terkait dengan koordinasi dan penetapan tata ruang. Pesisir adalah tempat dimana berabagi kepentingan menyatu, sehingga tidak mudah untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan. Wakil dari Filipina, Uni Emirat Arab dan Kenya menyampaikan harapannya agar kepentingan lahan basah pasang surut pesisir dapat lebih diperhatikan melalui kerjasama internasional, terutama terkait dengan kehadiran jenis-jenis bermigrasi.

Pada pernyataan penutup, Yus menyampaikan bahwa Indonesia telah melaksanakan pendekatan solusi berbasis alam, termasuk prinsip-prinsip membangun bersama alam, untuk meyakinkan adanya pemeliharaan dan restorasi kawasan pesisir, dengan memperhatikan karakteristik ekologisnya. Sebagai tambahan, pengelolaan risiko terpadu diterapkan untuk meyakinkan adanya peningkatan resiliensi masyarakat pesisir dalamkonteks pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim serta pengelolaan ekosistem dan restorasi.

(Liputan dari CoP 13 Ramsar, Dubai oleh Yus Rusila Noor)