Straight to content

Pembekalan Kepada Perkumpulan Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Bogor (LAWALATA IPB) Untuk Persiapan Ekspedisi Pesisir Lampung Timur

Published on:
  • Konservasi lahan basah pesisir

BOGOR, 17 Juli 2017 — Wetlands International Indonesia berkesempatan berbagi ilmu dan pengalaman mengenai ekosistem mangrove kepada anggota Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam Institut Pertanian Bogor (LAWALATA IPB) pada Jumat 14 Juli 2017. Pembekalan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari persiapan kegiatan “Ekspedisi Pesisir Lampung Timur” yang akan dilaksanakan oleh anggota LAWALATA IPB pada tahun ini.

Wetlands International Indonesia sebagai NGO CEPA Focal Point Ramsar di Indonesia, yaitu NGO yang bertanggung jawab mengoordinasi mengenai CEPA (communication, capacity building, education, participation and awareness), menganggap penting untuk terlibat dalam kegiatan ini. Kesempatan semacam ini merupakan momen yang baik untuk menyampaikan informasi yang sesuai hingga ke tingkat lapangan. Serta, bukan hanya menerjemahkan tetapi juga mengadaptasikan informasi sesuai dengan konteks kondisi lokal. Berbagai pengalaman nyata di lapangan telah menjadi perhatian cukup penting bagi para peserta.

Materi dari Wetlands International Indonesia dipaparkan oleh Ragil Satriyo Gumilang dan difokuskan mengenai pengenalan ekosistem mangrove serta teknik survei dan analisisnya. Dalam kesempatan tersebut dipaparkan mengenai teknik survei & analisis keanekaragamanhayati flora (analisis vegetasi tumbuhan) dan fauna mangrove (satwa liar burung, herpetofauna, dan mamalia). Selain itu, dipaparkan pula mengenai teknik survei sosial ekonomi dan biofisik ekosistem mangrove.

Survei dan analisis keanekaragaman hayati flora dan fauna menjadi perhatian penting dalam pemaparan tersebut. Selain sebagai indikator kesehatan lingkungan, hal ini nantinya akan berkaitan erat dengan upaya tindak lanjut perlindungan habitat dan spesies langka yang mungkin berada di wilayah pesisir Lampung Timur. Habitat dan spesies tertentu dapat memiliki peran/fungsi penting bagi sebagian atau semua fase kehidupan dari spesies tertentu. Spesies yang teridentifikasi dapat memiliki status konservasi dilindungi atau berdasarkan status kelangkaannya seperti mengacu pada daftar Red List IUCN yang bersifat global dan spesies tertentu yang dilindungi berdasarkan ketetapan Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis dan Satwa.

Ragil juga memaparkan mengenai konsep dan pembelajaran pembangunan Hybrid Engineering / Membangun bersama Alam / Bangunan Pemerangkap Lumpur yang telah dilakukan oleh Wetlands International Indonesia. Wetlands International telah melakukan kegiatan pemerangkapan sedimen untuk pertumbuhan alami mangrove tersebut di wilayah Banten, Flores, Sulawesi Utara dan Jawa Tengah. Upaya tersebut dilakukan dengan teknologi sederhana, tidak terlalu mahal dan menggunakan bahan-bahan yang tersedia setempat.Konsep ini pada prinsipnya berusaha untuk mendapatkan kembali pesisir yang stabil serta mengembalikan keseimbangan sedimen. Struktur tersebut bertujuan memerangkap sedimen sekaligus meredam hantaman ombak. Diharapkan pendekatan ini akan mengurangi terjadinya erosi pesisir dan kemudian di lokasi sedimen yang terperangkap dapat memacu pertumbuhan mangrove secara alami. Dalam jangka panjang, ekosistem mangrove yang terbentuk dapat menggantikan peran peredam gelombang dan memerangkap sedimen lebih lanjut. Solusi ini dipercaya dapat mengembalikan fungsi ekologis mangrove dalam melindungi kawasan pesisir.

Pembekalan dan pelaksanaan ekspedisi ini nantinya akan menjadi bahan masukan LAWALATA IPB kepada Pemerintah Daerah dalam mengelola ekosistem mangrove di pesisir Lampung Timur.

(Dilaporkan oleh Ragil Satriyo Gumilang)