Mangrove Mendapat Perhatian pada Conference of Party (CoP) 13 Ramsar, Dubai
-
Annual review
Setelah pemanasan pada hari minggu kemarin, hari ini, 22 Oktober 2018, pertemuan terbesar tentang lahan basah dibuka secara resmi di InterContinental Festival Arena, Dubai. Sebelum pembukaan, pada siang hari diisi dengan beberapa pertemuan yang hanya diikuti oleh anggota delegasi Contracting Party, dan beberapa pertemuan lain yang dapat diikuti oleh semua peserta, termasuk Observer dari organisasi non-pemerintah.
Secara parallel dilaksanakan pertemuan regional untuk wilayah Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Oceania. Dalam pertemuan terbatas ini didiskusikan posisi kelompok negara-negara tersebut terhadap berbagai Draft Resolusi yang telah diajukan sebelumnya. Di pertemuan tersebut dipetakan siapa saja yang bisa memberikan dukungan terhadap usulan yang diajukan oleh negara dalam kelompok benua tersebut. Di Asia, misalnya, dibicarakan bagaimana mendukung usulan terkait hamparan lumpur pasang surut yang diajukan oleh Pemerintah Filipina.
Pertemuan siang ini yang dapat dihadiri oleh semua peserta adalah ͞UN Ocean Conference Community of Action on Mangroves: Progress and Opportunities͟. Acara yang dituanrumahi oleh Ramsar dan IUCN tersebut melihat kembali berbagai komitmen yang telah dibuat pada pelaksanaan UN Ocean Conference tahun lalu di markas PBB, New York, terutama untuk mendukung pelaksanaan Sustainable Development Goal 14. Pembahasan dalam pertemuan kali ini hanya ditujukan kepada ekosistem mangrove dan terumbu karang.
Para pembicara, yang terdiri dari Peter Thomson (Utusan Khusus PBB urusan Lautan), Martha Urrego Rojas (Sekjen Ramsar), Stewart Maginnis (Direktur Global Nature-based Solutions Group IUCN), dan Elizabeth Mrema (dari UN Environment) pada umumnya menguraikan kepentingan mangrove dan terumbu karang untuk kehidupan keanekaragaman hayati serta masyarakat. Mereka juga sepakat perlunya perhatian lebih untuk mangrove sebagai penyangga kehidupan. Tanggapan yang diberikan oleh perwakilan dari Australia, Brasil, Fiji dan Swedia juga menyampaikan betapa kegiatan manusia telah mengakibatkan kerusakan mangrove di berbagai negara. Mangrove memang sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat, tapi juga ancamannya tidak kurang sedikit.
Amatan saya sendiri, umumnya usulan dan laporan restorasi mangrove yang disampaikan adalah berupa penanaman, dan kurang memberikan ruang untuk restorasi guna mempersiapkan habitat yang lebih sesuai untuk mangrove tumbuh secara alami.
(Liputan dari Ramsar CoP 13 Dubai oleh Yus Rusila Noor)