Penyelamatan Pesisir Melalui Praktik Inovatif Struktur Semi Permeabel dan Sekolah Lapang Tambak

Home » Blogs » Pesisir dan delta » Ketahanan pesisir » Penyelamatan Pesisir Melalui Praktik Inovatif Struktur Semi Permeabel dan Sekolah Lapang Tambak
Blog

Mengembalikan kondisi pesisir yang sudah terabrasi dan terancam serta upaya peningkatan perekonomian masyarakat pesisir bukan hanya bicara tentang teknis penerapannya saja, namun juga bagaimana masyarakat dapat berubah wawasan dan pemikirannya. Melalui Sekolah Lapang Tambak masyarakat mendapat bekal pengetahuan tentang bagaimana menerapkan teknik-teknik rehabilitasi pesisir di desa mereka, sekaligus menerapkan budidaya tambak yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kelompok Sido Makmur Desa Betahwalang adalah salah satu kelompok masyarakat pesisir di Kabupaten Demak yang telah berhasil menerapkan program Building with Nature. Kegiatan rehabilitasi pesisir yang dilakukan kelompok melalui teknik inovatif hybrid engineering (struktur semi permeabel) dengan menggunakan jaring dan bambu telah menunjukkan hasil yang signifikan. Di lapangan terlihat sedimen yang mengendap dan terperangkap di belakang struktur dan secara alami sudah ditumbuhi mangrove.

Ahmad Busyro selaku ketua kelompok Sido Makmur menjelaskan bahwa keberhasilan yang telah dicapai kelompok tidak terlepas dari pendampingan yang telah dilakukan oleh Wetlands International Indonesia/ Yayasan Lahan Basah melalui program Building with Nature. “Kami sangat bersyukur dengan adanya kegiatan rehabilitasi pesisir di kawasan desa kami. Amanah ini kami laksanakan dengan sungguhsungguh dan tiada lelah, pemasangan struktur semi permeabel kami lakukan tidak hanya siang hari tetapi kadang dilanjutkan hingga larut malam.”, kenang Busyro. Keberhasilan rehabilitasi pesisir oleh kelompok Sido Makmur mendapat apresiasi dan dukungan dari Pemerintah Desa Betahwalang.

Saat ini, lokasi kegiatan yang sudah ditumbuhi mangrove secara alami telah dilindungi keberadaannya melalui Peraturan Desa Nomor 03 Tahun 2019 tentang “Pengelolaan dan Perlindungan Wilayah Pesisir Desa Betahwalang”. Dengan adanya Peraturan Desa ini membuktikan bahwa pemerintah desa turut andil dalam upaya penyelamatan pesisir Desa Betahwalang.

Keberhasilan rehabilitasi pesisir melalui teknik inovatif ini dapat dijadikan pembelajaran yang bisa diterapkan serta dikembangkan di lokasi lain yang memiliki kondisi pesisir dan permasalahan yang sama dengan Desa Betahwalang. Rehabilitasi pesisir pada wilayah pantai yang berlumpur, ketersediaan pasokan sedimen yang terbawa aliran sungai, dan adanya indukan mangrove sebagai sumber benih di sekitarnya, dapat menerapkan teknik pemerangkap sedimen seperti ini.

Kegiatan mengembalikan tumbuhan mangrove secara alami melalui struktur pemerangkap sedimen yang dikembangkan kelompok Sido Makmur Desa Betahwalang tidak luput dari pantauan dan apresiasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI, Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan  Kemitraan. Suwignya Utama, Kepala Kelompok Edukasi dan Sosialisasi beserta tim kerjanya, saat kunjungan kerjanya ke pesisir Desa Betahwalang dan berkomunikasi langsung dengan kelompok masyarakat, telah melihat secara nyata keberhasilan kegiatan kelompok yang diusung melalui program Building with Nature. Pembangunan struktur permeabel dengan memasang patok-patok bambu dan waring yang dikembangkan masyarakat telah berhasil memerangkap sedimen, bahkan diantaranya sudah lebat ditumbuhi tumbuhan mangrove secara alami.

Tinggalkan komentar