Pesona Hutan Mangrove di Jati Papak (Teluk Pangpang), Banyuwangi
-
Konservasi lahan basah pesisir
Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang letaknya berada di antara daratan dan laut serta dipengaruhi oleh adanya pengaruh pasang surut sehingga keanekaragaman hayati yang terdapat disana cenderung bersifat endemik. Salah satu ekosistem hutan mangrove yang terdapat di Indonesia, khususnya Jawa Timur, berada di Teluk Pangpang, Banyuwangi. Teluk Pangpang telah dikukuhkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur No. 188/338/KPTS/013/2020 pada tanggal 27 Juli 2020. Sebagian areal kawasan ini berada di wilayah Taman Nasional Alas Purwo (TNAP).
Teluk Pangpang memiliki fungsi dan manfaat yang beragam, tetapi juga mengalami ancaman yang serupa dengan ekosistem mangrove lainnya, yaitu berupa deforestasi hutan mangrove akibat konversi areal menjadi pengembangan lahan tambak maupun aktivitas pembangunan perkotaan. Besar kecilnya tekanan lingkungan yang diterima oleh ekosistem mangrove sangat terkait dengan peran pemangku kepentingan dalam distribusi ruang aktivitas manusia di wilayah pesisir dan laut untuk mencapai tujuan ekologi, ekonomi dan sosial (Douvere dan Ehler 2009). Teluk Pangpang yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekosistem esensial karena memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi dan penting diharapkan dapat menciptakan kelestarian alam melalui berbagai aksi, sehingga pesona ekosistem mangrove tersebut dapat terus terjaga.
Staff Wetlands International Indonesia berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu habitat mangrove yang berada di Teluk Pangpang, yaitu pada daerah hutan mangrove Jati Papak. Kesempatan tersebut merupakan salah satu agenda persiapan “Pelatihan Pengenalan Jenis Mangrove dan Burung Air di Kawasan Lahan Basah Mangrove” yang dinisiasi oleh Direktorat Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem (BPPE). Hutan mangrove yang berada di Jati Papak masih memiliki kualitas hutan yang cukup baik serta mempresentasikan zonasi mangrove yang cukup lengkap. Dalam perjalanan, saat air laut baru mulai memasuki waktu pasang, areal tanah timbul atau hamparan pasang surut masih dihinggapi oleh burung-burung air seperti Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), dan Kuntul besar (Egretta alba).
Sesampainya di Jati Papak, tim kunjungan memasuki areal dengan nama ‘Mangrove Trail’ milik pengelola TN Alas Purwo, Resort Kucur. Kapal tim bersandar pada sisi mangrove bagian luar sehingga kita langsung menjumpai zonasi mangrove peralihan antara zona mangrove terbuka (yang selalu tergenang) dengan zona mangrove tengah (mulai tergenang ketika pasang). Pada areal ini, jenis yang mendominasi yaitu Rhizophora mucronata yang kemudian di sisi belakangnya dijumpai Rhizophora apiculata dengan sesekali dijumpai jenis dari Sonneratia ovata.
Pada zona mangrove bagian tengah, tegakan didominasi oleh satu jenis yaitu Ceriops tagal hingga wilayah peralihan antara zona mangrove bagian tengah hingga zona belakang mangrove.
Daerah buffer antara zona mangrove bagian tengah hingga ke daerah yang kadang-kadang tergenang terlihat cukup jelas seperti terlihat gambar dibawah. Pada daerah yang kadang-kadang tergenang atau hanya tergenang apabila terjadi pasang besar, jenis yang ditemukan sudah mulai beragam dari Xylocarpus moluccensis, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemosa, hingga menuju daerah ekosistem dataran rendah dengan diindikasikanya melalui jenis dari famili Arecaceae.
Jati Papak sebagai salah satu muka pesona hutan mangrove di Teluk Pangpang, menyajikan keindahan flora dan fauna yang patut untuk kita jaga. Bila bukan dari Kita yang menjaga, lalu siapa lagi? #Selamat Hari Mangrove Sedunia, 26 Juli