Bertindaklah sekarang untuk membangun kembali ikatan antara manusia dan alam
-
Ketahanan pesisir
-
Mitigasi Iklim dan Adaptasi
Hari ini mungkin kita dapat bertahan hidup dengan ‘memutus rantai’ infeksi COVID-19, tetapi masa depan kita akan ditentukan oleh kemampuan untuk membangun kembali kedekatan kita dengan alam. Alam tak bisa lagi dimanfaatkan terus begitu saja, dan pandemi seperti ini merupakan indikasi tercapainya titik kritis planet kita.
Respons terhadap pandemi COVID-19 menuntut tindakan kemanusiaan yang cepat dan terfokus. Tetapi, penting juga mendefinisikan akar permasalahan dan mulai mengatasinya, guna meningkatkan resiliensi di masa depan. Salah satu faktor yang meningkatkan risiko kesehatan manusia adalah penurunan keanekaragaman hayati dan rusaknya ekosistem. Ini adalah ‘death by a thousand cuts’, dampak dari perusakan beberapa dekade terakhir, di mana berbagai konsekuensinya saat ini telah tampak. Yaitu dengan terus membuka, mengeringkan, dan mendegradasi hutan dan lahan basah, serta mencemari lautan dan melanggengkan perubahan iklim. Bahaya kesehatan manusia meningkat dan orang-orang menjadi lebih mudah terpapar pada bahaya itu, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, terinfeksi oleh penyakit yang ditularkan melalui hewan kepada manusia.
Penelitian ilmiah menjelaskan bahwa iklim, keanekaragaman hayati, dan kesehatan manusia, semuanya saling terkait. Kesehatan ekosistem dan kesehatan manusia secara efektif saling mempengaruhi. Jadi, kita tidak bisa menyelesaikan salah satunya saja tanpa mengatasi yang lainnya. Meningkatkan kesehatan manusia tidak hanya membutuhkan upaya dalam mengendalikan dampak penularan penyakit terhadap individu, tetapi di samping itu juga mengatasi faktor sosial-ekonomi dan lingkungan. Dengan menghubungkan Ilmu Kesehatan, Ekologi dan Kelestarian Lingkungan, pendekatan yang lebih holistik dapat dikembangkan dan diimplementasikan. Ini adalah kesimpulan yang sudah diakui dan didokumentasikan secara luas oleh lembaga-lembaga global terkemuka seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jadi, sementara aksi-aksi kemanusiaan sedang dilakukan, sangat penting memulai dan mengintervensi upaya pemulihan lingkungan yang memungkinkan untuk memastikan langkah ke depan menuju bumi yang aman dan sehat. Diperlukan fokus pada kelompok masyarakat miskin, kelompok yang paling terdampak atas wabah penyakit dan mengalami peningkatan paparan risiko kesehatan, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan di sekitar mereka. Di mana hal-hal ini membatasi peluang mereka untuk berkembang. Di dunia ‘telecoupled’ yang semakin terpisah ini, membangun hubungan positif antara kesehatan, alam, dan pembangunan akan membutuhkan pemutusan ego sektoral. Sudah banyak model dan metode tersedia untuk ini, termasuk dengan “pengelolaan risiko secara terpadu” (integrated risk management), yang menghubungkan berbagai sektor untuk mengombinasikan keahlian dan mengintervensi pada semua level, selaras dengan pendekatan ‘One World, One Health’.
Pandemi COVID-19 harus menjadi pengingat untuk bangkit. Ada berbagai pilihan yang dapat dan seharusnya dibuat sekarang, di masa krisis ini, yang akan membangun resiliensi masa depan bagi manusia dan alam, bersama-sama. Daripada menempatkan respons terhadap krisis lingkungan dan iklim yang sedang berlangsung ke satu sisi –dan di sisi lain melonggarkan perlindungan lingkungan demi meningkatkan ekonomi, sekarang adalah waktu untuk merencanakan dan membangun arah yang mempromosikan pemulihan sosial dan ekologis. Dengan cara menjaga dan memulihkan ekosistem, seperti lahan basah, kita dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia sambil menghasilkan banyak manfaat lain seperti mengurangi emisi GRK, meningkatkan keanekaragaman hayati dan kualitas hidup di lingkungan perkotaan.
Dan bagaimana Wetlands International berperan? Di antara berbagai ekosistem, lahan basah merupakan barometer hubungan antara manusia dan alam. Data saat ini tidak cukup menggembirakan, karena kita kehilangan lahan basah dengan laju sangat cepat – dan dampak dari kehilangan ini yaitu pada keanekaragaman hayati dan kesejahteraan manusia adalah yang paling parah. Namun ada optimisme bahwa jarum bergeser ke arah lain (kondisi berubah lebih baik), jika: menjaga dan memulihkan lahan basah yang semakin dianggap sebagai solusi berbasis alam untuk membangun kembali resiliensi masyarakat, mengamankan pasokan air bersih, mengurangi dampak banjir dan kekeringan, mengupayakan ketahanan pangan dan melindungi masyarakat dari kerusakan akibat perubahan iklim.
Di berbagai penjuru dunia, Wetlands International memiliki pengalaman bekerja dengan para spesialis kesehatan dan ilmuwan untuk membantu membangun suatu pemahaman tentang hubungan antara perubahan fungsi lahan basah dengan kejadian penyakit serta tingkat keparahan terhadap manusia: termasuk persediaan air, kesehatan dan sanitasi, penyakit yang ditularkan melalui air, kabut asap dari pembakaran lahan gambut dan flu burung. Program kami bertujuan untuk mengembalikan kondisi lahan basah yang sehat, serta secara bersamaan diarahkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia, termasuk mata pencaharian ekonomi masyarakat.
Kami siap memainkan peran dalam membantu masyarakat dan alam menjalin persatuan yang lebih erat, dan sehingga menciptakan dunia yang lebih aman.
Jane Madgwick
Chief Executive Officer