Pembentukan FPRB Kota Serang

Home » Berita » Pesisir dan delta » Ketahanan pesisir » Pembentukan FPRB Kota Serang
Berita

Serang, Banten, 8 Januari 2018

Wetlands International Indonesia (WII) Bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Serang melaksanakan pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Serang di Aula Sekretariat Daerah Kota Serang pada hari Senin, 8 Januari 2018 lalu.  Acara yang diikuti oleh 50 perwakilan dari Organisasi Pelaksana Daerah (OPD) kota Serang, LSM, dan kelompok masyarakat, relawan PMI dan TAGANA , unsur TNI/POLRI, dan unsur swasta se-kota Serang ini di buka oleh Staf Ahli Walikota Serang Bidang SDM dan Kesra Hengki Datuk Handaka.

Dalam sambutan pembukanya, Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Abdul Mutholib menyebutkan bahwa pembentukan forum ini bertujuan untuk mencegah atau menanggulangi bencana yang terjadi di wilayah Kota Serang.

Selain itu, Susan Lusiana, perwakilan dari WII menyampaikan bahwa saat ini trend bencana di Indonesia semakin meningkat Sekitar 80-90% dari kejadian bencana tergolong bencana hidrometeorologi, yakni bencana akibat berubahnya pola arus air dan  perubahan cuaca. Ia menekankan pentingnya upaya pencegahan bencana.

“Pencegahan ini, termasuk di dalamnya pengintegrasian unsur ekosistem ke dalam analisa risiko bencana, penguatan kelembagaan dengan pelibatan masyarakan dan berbagai unsur terkait, peningkatan ketahanan masyarakat melalui peningkatan kapasitas, alokasi dana untuk rehab lingkungan  dan perencanaan tata ruang yang mengintegrasikan perhitungan risiko bencana”, ungkapnya.

Dalam sesi materi, Kepala BPBD Kota Serang menyebutkan bahwa kendala terbesar saat ini adalah menyadarkan para pengusaha dan masyarakat untuk tertib dalam pendirian bangunan dan menyelesaikan persoalan sampah.

Sementara itu, Iwan Tri Cahyo Wibisono, Koordinator Program Konservasi dan Restorasi dari WII menyebutkan bahwa terdapat hal yang perlu dicermati dalam revisi tata ruang kota Serang yang terbaru. Ia menyoroti adanya perubahan klasifikasi kawasan tambak menjadi kawasan pergudangan dan industri. Hasil analisa Iwan menunjukkan bahwa setidaknya 4 juta meter kubik air terancam kehilangan wilayah serapan jika lokasi tambak berganti wujud menjadi lokasi pergudangan. Ia mengingatkan pentingnya peran pemerintah kota untuk mengantisipasi resiko terjadinya bencana akibat hilangnya serapan air tersebut.

Dalam sesi pembekalan, hadir Kasubdit Peran Masyarakat Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPBPangarso Suryotomo dan ketua Forum PRB DKI Jakarta Anton Agus Haryanta. Acara ini ditutup dengan pembacaan statuta AD/ART dan pembentukan struktur pengurus forum PRB Kota Serang yang secara mufakat menetapkan Eva Hasanah sebagai ketua FPRB Kota Serang.