Hari Burung Bermigrasi Sedunia – World Migratory Bird Day

Home » Berita » Likungan lahan basah yang sehat » Sensus burung air internasional » Hari Burung Bermigrasi Sedunia – World Migratory Bird Day
Berita

Migrasi merupakan kegiatan berpindah dari suatu tempat ke tempat yang  lain. Dalam dunia binatang, migrasi biasanya diartikan sebagai perpindahan, baik secara horizontal maupun vertikal, yang dilakukan pulang-pergi secara teratur dimaksudkan untuk menghindari kondisi yang tidak memungkinkan mereka untuk melanjutkan kehidupannya. Kegiatan migrasi sangat nampak terlihat dalam dunia burung. Setiap tahun, jutaan ekor burung melakukan migrasi dari lokasi tempat mereka berbiak menuju lokasi lain yang secara ekologis dapat menyediakan kebutuhan untuk makan dan melanjutkan hidupnya. Hal tersebut umumnya terjadi akibat kondisi cuaca ekstrim yang menimpa lokasi tempat berbiak. Selama musim dingin, tempat mereka berbiak akan dipenuhi dengan salju, sehingga harus mencari tempat yang lebih hangat dan menyediakan sumber makanan yang berlimpah.

Migrasi di dunia burung adalah merupakan fenomena alam yang luar biasa. Makhluk bersayap yang ukurannya rata-ratanya sekepalan orang dewasa tersebut sanggup melakukan terbang jarak jauh hingga ribuan atau bahkan belasan ribu kilometer pulang-pergi. Burung Kedidi merah Calidris canutus, misalnya, yang berukuran dari ujung paruh sampai ke ujung ekor sekitar 24 cm, sanggup melakukan perjalanan sepanjang 16.000 kilometer setahun dua kali. Mereka berbiak di Siberia dan selama musim dingin melakukan migrasi hingga ke ujung selatan Afrika. Ada pula puluhan jenis lainnya yang berbiak di Siberia dan kemudian memilih jalur migrasi melewati Asia Timur, Asia Tenggara (termasuk Indonesia) hingga ke pulau-pulau di wilayah Pasifik. Mereka telah dibekali dengan struktur morfologi, fisiologi dan kemampuan terbang serta menentukan arah yang hingga saat ini masih merupakan bagian penelitian dari para ahli.

Di sepanjang perjalanannya burung-burung bermigrasi tersebut singgah di lokasi-lokasi tertentu untuk beristirahat dan mencari makanan sebagai bahan bakar untuk melanjutkan perjalanan panjangnya. Lokasi tempat mencari makan burung migran merupakan bagian yang sangat vital dan berharga dalam perjalanan hidup mereka. Itulah sebabnya, diperlukan kerjasama internasional untuk secara bersama-sama melindungi habitat tempat burung bermigrasi singgah.

Menyadari adanya kebutuhan untuk kerjasama internasional di antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, para ilmuwan dan masyarakat, pada tahun 1993 digagas suatu kegiatan khusus di Amerika Serikat yang diberi nama International Migratory Bird Day (IMBD). Acara tersebut berjalan sukses dan menarik perhatian banyak pihak untuk terlibat di dalamnya. Namun demikian, kesuksesan acara tersebut hanya berlaku di belahan bumi barat saja, dan kurang menyentuh wilayah lainnya. Untuk membawa gaung pelestarian secara lebih luas, organisasi African-Eurasian Migratory Waterbirds (AEWA) menyelenggarakan acara Migratory Waterbirds Day yang meliputi wilayah Afrika, Eropa dan sebagian Asia, bertepatan dengan ulang tahun ke-10 organisasi tersebut pada tahun 2005. Pada pertemuan tersebut juga disepakati untuk melakukan kegiatan yang meliputi seluruh wilayah bumi. Perayaan World Migratory Bird Day (WMBD) kemudian diluncurkan pada tanggal 8 – 9 April 2006 oleh AEWA dan Convention on Migratory Species (CMS) di Kenya. Sejak itulah WMBD diperingati setiap tahun secara global dengan melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat secara luas.

WMBD diperingati setiap tahun dengan mengusung tema tertentu yang dirasakan sesuai dengan kondisi pada tahun tersebut. Pada perayaan pertama tahun 2006, saat itu burung bermigrasi mendapat tuduhan berat sebagai penyebar virus flu burung, meskipun tidak ada bukti ilmiah mengenai hal tersebut. Itulah sebabnya pada tahun tersebut tema yang diusung adalah “Migratory birds need our support now!” yang menggambarkan perlunya dukungan untuk kelangsungan hidup burung bermigrasi. Tahun 2014 adalah merupakan tahun dengan jumlah perayaan terbanyak yang pernah tercatat, yaitu 400 acara yang berlangsung di 85 negara. Karena tahun tersebut bertepatan dengan maraknya upaya untuk mendorong pariwisata yang berwawasan lingkungan, maka perayaan pada tahun 2014 mengambil tema “Destination Flyways: Migratory Birds and Tourism”. Tema ini mengusung hubungan antara konservasi burung bermigrasi, pengembangan masyarakat lokal dan wisata berbasis alam di seantero dunia. Sementara itu, untuk tahun 2017 tema yang diusung adalah “Their future is our Future. A healthy planet for migratory birds and people”. Dengan tema tersebut, WMBD 2017 ingin menunjukan adanya keterhubungan erat antara manusia dan alam, khususnya manusia dan satwa bermigrasi, terutama burung, karena semuanya tinggal di planet yang sama, dan dengan demikian menggunakan sumber daya terbatas yang sama. Tema tersebut ingin mengatakan bahwa konservasi untuk burung melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan adalah juga penting bagi kelanjutan masa depan umat manusia.

Perayaan WMBD melibatkan demikian banyak pihak di seluruh dunia. Wetlands International merasa bangga karena secara global telah terlibat dari awal dalam perayaan tersebut. Wetlands International bersama-sama dengan UNEP, CMS, AEWA, BirdLife International, East Asian-Asutralasian Flyway Partnership (EAAFP) dan International Council for Game and Wildlife Conservation (CIC) adalah merupakan Founding Partners untuk World Migratory Bird Day. Di Indonesia, Wetlands International Indonesia mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk merayakan WMBD. Pada tahun 2017, Wetlands International Indonesia memfasilitasi Sekretariat East Asian-Australasian Flyway Partnership untuk memberikan dukungan finansial kepada 6 organisasi untuk melakukan perayaan WMBD. Di samping itu, Staf kami juga terlibat langsung dalam perayaan di Jakarta, Gorontalo, Jambi dan Papua.

Yus Rusila Noor (Wetlands International Indonesia)

#TheirFutureOurFuture #WMBD2017 #WMBD #Indonesia