
SIARAN PERS: Delegasi Sri Lanka Belajar dari Keberhasilan Rehabilitasi Mangrove Berbasis Ekologi di Indonesia
Bulungan, Kalimantan Utara, 28 Agustus 2025 – Sebanyak 25 anggota delegasi Pemerintah Sri Lanka, yang terdiri dari pejabat tingkat nasional dan provinsi, mengunjungi Desa Liagu di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Kegiatan ini merupakan bagian pertukaran pembelajaran mengenai rehabilitasi mangrove yang diselenggarakan oleh Global Green Growth Institute (GGGI) dan Wetlands International Indonesia melalui program NASCLIM, bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.

Kunjungan lapangan ini mempelajari keberhasilan pengembangan plot demonstrasi rehabilitasi mangrove seluas 15 hektare yang dilaksanakan pada 2022-2023 oleh Wetlands International Indonesia pada tambak udang terbengkalai dengan menerapkan metode Ecological Mangrove Rehabilitation (EMR). Pendekatan berbasis ilmiah ini menekankan pemahaman menyeluruh terhadap kondisi ekosistem serta upaya mengatasi faktor gangguan yang menghambat regenerasi alami mangrove.
Delegasi Sri Lanka menyambut baik pendekatan ini. “Sangat menarik untuk melihat bagaimana rehabilitasi mangrove di pesisir Kalimantan Utara dapat mengatasi risiko iklim sekaligus mendukung ekonomi masyarakat lokal, termasuk melalui produk-produk berbasis mangrove. Keterlibatan masyarakat di sini sangat mengesankan, dan kami harap kunjungan ini dapat menjadi pelajaran berharga yang dapat diterapkan untuk memperkuat implementasi Rencana Adaptasi Nasional dan Provinsi di Sri Lanka,” ungkap Dr. R. D. S. Jayathunga, Wakil Sekretaris Bidang Lingkungan Pembangunan, Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka.
Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan, Dr. Ristianto Pribadi, S.Hut., M.Tourism, menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan terus mengedepankan bagaimana Indonesia menjadi percontohan dunia khususnya dalam konteks ekosistem mangrove. Ini alasan utama Delegasi Sri Lanka mengadakan kunjungan ke Kalimantan Utara.
“Melalui inisiatif yang dinamakan ‘World Mangrove Center’, Pemerintah Sri Lanka akan bersama Indonesia dan negara sahabat lainnya akan terus mempromosikan bagaimana pengelolaan dan perlindungan ekosistem mangrove tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia.”
Hutan mangrove memiliki kemampuan untuk tumbuh dan bertahan secara alami selama sistem hidrologi dan topografi tetap terjaga. Menurut Aji Nuralam Dwisutono, Staf Teknis Senior Bidang Rehabilitasi dari Wetlands International Indonesia yang mendampingi delegasi di lapangan, lokasi yang dikunjungi ini sebelumnya merupakan tambak air payau dengan drainase dan pasokan sedimen yang terbatas akibat adanya tanggul.
Melalui intervensi EMR berupa pembuatan saluran pasang surut baru dan peninggian permukaan tambak, aliran pasang surut kembali mengalir dengan normal, menyebarkan bibit-bibit alami dan memungkinkan terbentuknya tegakan mangrove baru secara alami.
“Setelah faktor biofisik dipulihkan, alam akan mengambil alih—dan hasilnya adalah hutan mangrove alami yang lebih beragam, tumbuh lebih cepat, dan lebih tangguh,” ujar Aji.
Benjamin Tular, GGGI Sustainable Landscapes Lead, turut menyampaikan bahwa pertukaran ini bukan hanya tentang mempelajari teknik rehabilitasi melainkan juga membangun kemitraan jangka panjang untuk ketahanan iklim.
Kunjungan ini turut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Liagu. Delegasi juga berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal untuk mendiskusikan mata pencaharian berkelanjutan serta peran penting masyarakat dalam menjaga ekosistem mangrove.
Tentang NASCLIM
The Ecosystem-Based Approaches/Nature-based Solutions for Climate-smart Livelihoods in Mangrove Landscape (NASCLIM) merupakan program kerja sama oleh Global Green Growth Institute (GGGI) dan Wetlands International Indonesia, yang dirancang untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengatasi deforestasi mangrove. Program ini berfokus pada pemulihan mangrove yang terdegradasi dan perlindungan mangrove sehat di Delta Kayan–Sembakung, Kalimantan Utara, serta Delta Mahakam, Kalimantan Timur, melalui pendekatan berbasis ekosistem yang bertujuan meningkatkan penghidupan masyarakat.
NASCLIM didanai oleh Pemerintah Kanada dan dikoordinasikan dengan Kementerian Kehutanan. Program ini juga bertujuan menguatkan pembuatan kebijakan di level nasional dan subnasional yang mendukung perlindungan mangrove jangka panjang, serta menjadi model yang dapat direplikasi, di tingkat nasional maupun global.
Kontak Media
Andita Listyarini, Senior Communications Officer
Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia
+62 813 1725 4384
[email protected]
Woro Yuniati, Communications Program Coordinator
Wetlands International Indonesia
+62 812 2657 8710
[email protected]