Straight to content

Harmoni dengan Alam dan Pembangunan Berkelanjutan

Published on:

Ekosistem yang seimbang adalah rumah bagi kehidupan yang beragam. Saat satu bagian rusak, semua akan merasakan dampaknya.

“Pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan akan menghancurkan masa depan”. (Prof. Emil Salim)

Menteri Lingkungan Hidup berbincang dengan Direktur Wetlands International Indonesia
(© Dody Permadi / Wetlands International Indonesia)

Seperti yang kita pahami, planet Bumi adalah satu-satunya tempat yang memiliki kehidupan dalam bentuk yang sangat beragam. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) mengacu pada seluruh variasi bentuk kehidupan di bumi—baik itu tumbuhan, hewan, mikroorganisme, maupun ekosistem tempat mereka hidup dan berinteraksi.

Keanekaragaman hayati memiliki peran vital bagi kehidupan di bumi, termasuk manusia. Manfaatnya antara lain:

  • Ekologis: menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung siklus alami (air, karbon, nitrogen).
  • Ekonomi: menyediakan sumber pangan, obat-obatan, bahan bangunan, dan jasa ekowisata.
  • Budaya dan spiritual: banyak masyarakat adat yang kehidupannya sangat bergantung pada alam dan keanekaragaman hayati.
  • Edukatif: sebagai sumber penelitian dan pengetahuan.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) tertinggi di dunia. Ini disebabkan oleh letak geografisnya yang strategis, iklim tropis, dan wilayah yang luas dengan beragam ekosistem, mulai dari hutan hujan tropis, pegunungan, rawa, hingga terumbu karang.

Beberapa contoh hewan dan tumbuhan endemik Indonesia yang hanya ditemukan di wilayah tertentu:

  • Komodo (Varanus komodoensis) – Pulau Komodo, Rinca
  • Orangutan – Sumatra dan Kalimantan
  • Burung Cenderawasih – Papua
  • Harimau Sumatra – Sumatra
  • Anoa – Sulawesi
  • Rafflesia arnoldii – bunga terbesar di dunia, ditemukan di Sumatra

Sayangnya, keanekaragaman hayati global termasuk di Indonesia kini menghadapi banyak ancaman serius, antara lain: deforestasi dan perubahan penggunaan lahan, perburuan dan perdagangan satwa liar ilegal, polusi dan limbah industri, perubahan iklim, dan spesies invasif yang mengancam ekosistem lokal.

Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, dan untuk mendukung semangat pelestarian serta penghormatan terhadap kekayaan hayati nusantara, Kementerian Lingkungan Hidup pada tanggal 22 Mei 2025 telah menyelenggarakan serangkaian kegiatan bertajuk “Gelar komitmen dan Aksi Bersama Keberlanjutan Keanekaragaman hayati Indonesia”. Kegiatan yang diadakan di dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari perwakilan Pemerintah, Kedutaan Besar, LSM, Akademisi, Pelajar, serta Masyarakat luas.

Acara dikemas dalam bentuk kegiatan, antara lain: talk-show inter aktif, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), dan pameran. Dalam kesempatan ini, Wetlands International Indonesia terlibat aktif sebagai nara sumber pada talk-show dan PLH, serta turut memeriahkan dengan membuka stand pameran.

Dalam sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup menekankan pentingnya bagi kita semua untuk lebih memahami dan peduli akan keberadaan dan peran keanekaragaman hayati bagi keberlangsungan kehidupan di bumi. Beliau juga mengingatkan perlindungan ekosistem yang menjadi habitat berbagai jenis hewan dan tumbuhan adalah tugas kita bersama. Hutan hujan tropis, gambut, mangrove, karst, perairan darat, dan terumbu karang, merupakan bagian kekayaan Indonesia yang memiliki manfaat sangat besar bagi kehidupan yang harus dilestarikan.

Pada kesempatan lain, Yus Rusila Noor, Direktur Wetlands International Indonesia / Yayasan Lahan Basah, menyampaikan pesan “Saya ingin mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari solusi dalam melestarikan kehati dengan apapun yang kita punya, dan setiap orang berpotensi untuk menjadi bagian dari solusi tersebut”, ungkapnya.

Penulis

Dody Permadi

Knowledge Management Officer