Cadangan Karbon dan Potensi Ekonomi Mangrove di Area Budi Daya Tambak
-
Ketahanan pesisir
-
Konservasi lahan basah pesisir
Ekosistem mangrove diketahui memiliki kemampuan untuk menyimpan karbon lebih besar dibandingkan dengan ekosistem hutan hujan tropis, misalnya. Kemampuan penyimpanan tersebut sebagian besar dilakukan dibawah permukaan tanah (below ground) dibandingkan dengan biomassa yang berada diatas permukaan (above ground).
Berbagai informasi yang telah tersedia juga menunjukan adanya fungsi mangrove untuk memberikan jasa lingkungan dalam bentuk penjagaan wilayah pesisir dari terjangan bencana yang berasal dari arah laut, seperti badai dan gelombang tinggi, termasuk tsunami. Studi menunjukan bahwa efektifitas penjagaan pesisir tersebut banyak dipengaruhi oleh komposisi tegakan mangrove (termasuk komposisi ketinggian) dan ketebalan tegakannya dari garis pantai. Tegakan yang lebih heterogeny nampaknya akan lebih banyak memberikan fungsi perlindungan yang lebih baik.
Bagi masyarakat setempat, ekosistem mangrove juga memberikan jasa lingkungan berupa penyediaan sumber daya alami yang bernilai ekonomi, seperti perikanan.
Mengingat potensi fungsi dan manfaat besar yang disediakan oleh ekosistem mangrove tersebut, banyak pihak kemudian melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan penyediaan jasa lingkungan dari ekosistem mangrove. Kelompok Pencinta Alam Pesisir Pulau Dua (KPAPPD), adalah salah satu bentuk inisiatif yang dijalankan oleh masyarakat pesisir yang sehari-harinya melakukan kegiatan budi daya tambak di wilayah Teluk Banten. Mereka beritikad untuk memadukan upaya budi daya tambak dengan ketersediaan jasa lingkungan yang disediakan oleh ekosistem mangrove untuk dibawa ke lingkungan pertambakan yang mereka kelola, sehingga kemudian dapat terhubung dengan kawasan Cagar Alam Pulau Dua yang telah terlebih dahulu ditumbuhi rimbunan mangrove.
Guna mengukur secara ilmiah sejauh mana upaya tersebut memberikan dampak dari sisi kandungan karbon yang berhasil disimpan, komposisi dan keanekaragaman mangrove yang tumbuh serta nilai ekonomi yang diperoleh masyarakat, satu Tim Peneliti Mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat ini sedang melakukan penelitian di wilayah pertambakan yang dikelola oleh KPAPPD. Penelitian juga akan melihat perbandingan dan keterhubungan antara wilayah budidaya perikanan tambak yang telah ditumbuhi mangrove dengan Cagar Alam Pulau Dua yang tumbuh secara alami.
Pengumpulan data dilakukan dengan pembuatan jalur berpetak untuk mengetahui komposisi tegakan mangrove di wilayah budi daya masyarakat, dengan menggunakan plot contoh berukuran 10 x 100 meter. Pengukuran individu tegakan dilakukan untuk tinggi dan diameter batang. Guna memperoleh data mengenai sosial-ekonomi masyarakat, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat secara tatap muka langsung, sehingga dapat menggali informasi secara lebih mendalam.