Selamat Merayakan dan Mengamati Burung Pantai!
-
Sensus burung air internasional
Gerakan konservasi melalui berbagai momentum perayaan sejatinya merupakan upaya mendorong penyadartahuan dan pelibatan masyarakat luas. Tak terkecuali perayaan Hari Burung Pantai Sedunia (World Shorebirds Day) yang tiap tahunnya dilaksanakan pada 6 September, sejalan dengan Program Penghitungan Burung Pantai Global (5-11 September).
Seperti halnya kegiatan tahunan World Migratory Bird Day dan International Waterbird Census yang bersifat global, kegiatan yang bersifat sukarela ini juga dilakukan dengan mengadakan perayaan dan penghitungan. Namun, penghitungan difokuskan pada jenis burung pantai (shorebirds/waders), yaitu sekelompok burung air yang secara ekologis bergantung kepada kawasan pantai sebagai tempat mereka mencari makan dan/atau berbiak.
Sebagian besar burung pantai yang kita kenal adalah merupakan burung pendatang (migran) yang menghabiskan waktunya di wilayah lahan basah kita. Sebagian besar adalah dari keluarga Charadriidae dan Scolopacidae. Mereka mencari makan sambil menunggu untuk kembali ke daerah berbiaknya, baik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. Meskipun banyak di antara mereka yang berbiak jauh di daerah daratan yang bukan merupakan daerah pantai atau lahan basah, akan tetapi mereka sangat bergantung kepada kawasan pantai karena digunakan sebagai kawasan perantara dalam perilaku migrasi mereka.
Perilaku migrasi dan sifat biologis unik ini, diperparah dengan memburuknya kondisi habitat, menjadikan mereka rentan terhadap bahaya kepunahan. Diperkirakan bahwa saat ini sekitar 50% burung pantai di dunia populasinya terus menurun, lebih parah dari beberapa dekade sebelumnya. Ada lebih dari 200 jenis burung pantai di seluruh dunia dan sekitar 30% jenisnya tercatat di Indonesia. Oleh sebab itu, selayaknya kita turut berperan aktif dalam gerakan konservasi ini.
Kita dapat berperan tidak hanya dalam upaya perlindungan, namun juga melakukan inventarisasi, pemutakhiran data, penelitian, dan penyadartahuan. Sulitnya akses data dan informasi mengenai keanekaragaman hayati, kurangnya pemutakhiran data, serta permasalahan keterbatasan sumber daya, sering kali mengakibatkan pengambilan kebijakan di bidang konservasi terhambat, termasuk keanekaragaman hayati burung. Di situlah salah satu peran vital Citizen Science, yaitu pendekatan upaya konservasi dengan melibatkan masyarakat luas, dalam ilmu pengetahuan.
#Worldshorebirdsday kali ini memilih spesies Numenius phaeopus (Gajahan Pengala), yang juga dikenal dengan nama Whimbrel, sebagai Burung Pantai Tahun ini, atau Shorebird of the Year. Jenis ini cukup umum ditemukan di alam dan tercatat ditemukan di 6 (enam) benua, namun kondisinya sangat terancam. Bersama dengan keluarga dekatnya, yaitu kelompok Curlews, Godwits, dan Sandpipers, mereka dianggap kelompok burung yang paling terancam di dunia. Bahkan terdapat 2 jenis Curlews yang sudah tidak ditemukan lagi dalam beberapa dekade akhir dan kemungkinan besar sudah punah.
Beberapa jenis burung pantai yang tercatat di Indonesia patut mendapat perhatian lebih dalam momentum ini dan selanjutnya. Beberapa jenis ini kondisinya sangat terancam meskipun telah ditetapkan sebagai jenis yang dilindungi di Indonesia. Jenis-jenis ini setidaknya berstatus global Critically Endangered (CR = Kritis), Endangered (EN = Genting atau Terancam) atau Vulnerable (VU = Rentan) berdasarkan kriteria IUCN Redlist, yaitu: (CR) Trulek Jawa / Javan Lapwing, (VU) Gajahan Tahiti / Bristle-thighed Curlew, (EN) Gajahan Timur / Far Eastern Curlew, (EN) Trinil Nordmann / Nordmann’s Greenshank, (EN) Berkikgunung Maluku / Moluccan Woodcock, dan (EN) Kedidi Besar / Great Knot.
Mari kita dukung gerakan konservasi burung pantai global!
Selamat merayakan dan mengamati burung pantai!
Informasi lebih lengkap mengenai #worldshorebirdsday dan cara partisipasinnya dapat diakses pada tautan berikut:
– Official Web: https://goo.gl/BVkpqs
– Registrasi: https://goo.gl/CbfoJ6
– Cara pelaporan data: https://goo.gl/zdZGdL
– Instal aplikasi eBird: https://goo.gl/b8V4mq (Android) atau https://goo.gl/t61NDu (iOS)
Oleh: Ragil Satriyo Gumilang* dan Yus Rusila Noor**
* Staf Wetlands International Indonesia, Koordinator CEPA (Communication, Capacity development, Education, Participation and Awareness) Kemitraan Nasional Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya.
** Head of Programme Wetlands International Indonesia