Revitalisasi Pantai Utara Jawa Dibicarakan Dalam Kunjungan Perdana Mentri Belanda
-
Ketahanan pesisir
Semarang, 23 November 2016 — Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Melanie Schultz van Hagen melakukan kunjungan kerja ke Semarang dan Demak, pada hari Selasa, 22 November 2016. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah pesisir Demak yang sedang mengalami erosi parah.
Saat ini pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bersama dengan konsorsium Ecoshape, termasuk Wetlands International, sedang melakukan kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, melalui pendekatan Building with Nature. Pendekatan ini menitikberatkan kepada penciptaan kondisi lingkungan yang memadai, sehingga mangrove dapat tumbuh dan kemudian menjalankan fungsinya sebagai pelindung pesisir.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat setempat melalui program perlindungan pantai dan peningkatan mata pencaharian, di antaranya melalui sektor budidaya perikanan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari kunjungan Perdana Menteri Belanda, pada hari yang sama juga dilaksanakan diskusi mengenai “Revitalisasi Pantai Utara Jawa” bertempat di Wisma Perdamaian, Semarang. Diskusi dituanrumahi oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan didukung oleh Konsorsium Ecoshape, serta dihadiri oleh perwakilan SKPD di lingkup Pemda Propinsi Jawa Tengah dan beberapa Kabupaten, Universitas, LSM dan pimpinan perusahaan (CEO) dari Belanda yang menjadi anggota delegasi misi dagang Belanda ke Indonesia.
Diskusi dibuka oleh Staf Ahli Khusus Gubernur Jawa Tengah, dan kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari Dirjen Sumber Daya Air Kemen PUPR, Konsorsium Ecoshape dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Presentasi menitikberatkan kepada kondisi ancaman terhadap pesisir di Pantura Jawa, khususnya di Semarang dan Demak serta upaya yang sedang dan akan dilakukan untuk mengatasinya. Penajaman butir-butir presentasi tersebut kemudian dilakukan dalam diskusi kelompok, yang di antaranya dipimpin oleh Direktur Program Wetlands International Indonesia. Salah satu material yang dijadikan bahan diskusi adalah rancangan “Mimpi 2030” yang memuat kondisi ideal yang diharapkan dibandingkan dengan kondisi business as usual.
Pada laporan diskusi kelompok, disampaikan rumusan bahwa kondisi pesisir Semarang dan Demak telah mengalami kerusakan yang cukup parah serta dibutuhkan penanganan yang segera. Disepakati bahwa penanganan harus melibatkan kombinasi pembangunan struktur keras dan struktur lunak, sehingga dapat menciptakan kondisi ekosistem yang memadai untuk pertumbuhan vegetasi pantai yang kemudian dapat berfungsi sebagai jalur hijau, sejalan dengan konsep Building with Nature. Pemerintah pusat dan daerah diminta untuk segera membuat desain besar (grand design) berdasarkan data dan informasi kajian yang telah tersedia maupun dengan melakukan kajian tambahan. Desain tersebut kemudian dapat digunakan untuk segera melakukan aksi di lapangan, dengan dukungan teknis dan pembiayaan dari pihak Mitra.
(dilaporkan oleh Yus Rusila Noor, Supervisor Resilience Projects dan Ketua Tim Komunikasi, Wetlands International Indonesia)