Press Release : Sanggahan terhadap dampak jangka panjang pertanian di lahan gambut tropis akan mengakibatkan kehancuran
-
Penggunaan lahan berkelanjutan
Bogor, 3 Oktober 2016 — Setelah pelaksanaan International Peat Congress (IPC) ke-16 di Kuching, Sarawak, Malaysia, tersebar luas pandangan di berbagai media massa bahwa praktek pertanian di lahan gambut tropis saat ini, seperti perkebunan kelapa sawit, tidak berpengaruh negatif terhadap lingkungan. Akan tetapi, pandangan ini berbeda dengan pandangan kebanyakan ilmuwan, dan tidak mencerminkan pesan yang disampaikan oleh para peneliti pada saat kongres.
Sebagai upaya untuk meluruskan hal tersebut, sejumlah peneliti dan praktisi terkemuka dari berbagai penjuru dunia bersama-sama memublikasikan makalah di “Global Change Biology”, sebuah jurnal ilmiah lingkungan terkemuka di dunia. Sebanyak 139 penulis dari 115 institusi akademis, pemerintah dan organisasi non-pemerintah berasal dari 20 negara. Empat puluh organisasi di antaranya berbasis di Malaysia, Indonesia dan Singapura; negara-negara yang paling terdampak langsung atas konsekuensi pengelolaan lahan gambut tropis yang tidak berkelanjutan.
Kesepakatan yang dihasilkan dari naskah ilmiah ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Naskah ini menegaskan bahwa banyak sekali bukti yang disampaikan pada saat kongres, didukung dengan riset-riset ilmiah selama beberapa dekade, menyimpulkan bahwa model pengelolaan pertanian di kawasan lahan gambut tropis saat ini adalah tidak berkelanjutan dan tidak dapat lagi dibenarkan. Hal ini terutama terkait dengan penggunaan drainase dan jenis-jenis tanaman non-gambut yang secara jangka panjang akan membuat lahan menjadi kehilangan produktivitasnya. Dan yang lebih parah lagi adalah meningkatnya risiko banjir dan hilangnya lahan akibat subsidensi.
Sementara metode pertanian lahan gambut yang benar-benar berkelanjutan belum terwujud, masyarakat ilmiah dan industri saat ini saling bekerjasama untuk mencari solusinya. Termasuk melakukan langkah-langkah awal untuk mengurangi laju hilangnya gambut pada lahan perkebunan yang telah dikelola saat ini. Tidak hanya penting secara global dalam mengatasi dampak perubahan iklim, hal ini juga merupakan kunci memastikan kesejahteraan ekonomi di masa depan pada lahan gambut di kawasan tropis. Tentu saja, kegagalan untuk mengakui dampak buruk akibat penggunaan lahan gambut saat ini dan kegagalan untuk bekerjasama dalam menyelesaikannya dapat menyebabkan generasi mendatang terpaksa menghadapi kondisi ekosistem yang sudah tak dapat diperbaiki lagi (irreversibel) dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.