Prakarsa Ilmu Pengetahuan Warga (Citizen Science) yang Mampu Mengubah Kebijakan

Home » Berita » Likungan lahan basah yang sehat » Jenis » Prakarsa Ilmu Pengetahuan Warga (Citizen Science) yang Mampu Mengubah Kebijakan
Berita

Ede, Negeri Belanda, 20 Desember 2017 – Memfasilitasi transfer pengetahuan adalah sebagian dari apa yang kami lakukan di Wetlands International, dimana pada tahun 2017 meliputi suatu transfer pengetahuan yang luar biasa: mengawasi lebih dari 15.000 penghitung burung selama 23 tahun.

Sebagai hasilnya, kami memiliki 2,4 juta catatan burung air, mengubahnya menjadi data yang dapat dianalisis, dan meneruskannya kepada para akademisi di Cambridge dan universitas lainnya. Kami membantu mereka dalam memproses dan menganalisis data tersebut dengan kemampuan komputasi yang kami miliki, dalam bentuk silicon chips dan daya pikir. Hasilnya adalah suatu artikel dalam jurnal Nature yang mungkin dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan terhadap penetapan prioritas dalam praktik konservasi serta pendanaannya. Besarnya upaya ini (kerap kali dalam situasi yang kurang mendukung) diharapkan sepadan dengan besar dampaknya terhadap kebijakan.

Para peneliti dari Univ. Cambridge, Tatsuya Amano dan William Sutherland, dalam kajian ini menumpang-tindihkan berbagai faktor yang disebabkan oleh manusia dan mengungkap kenyataan tentang upaya pelestarian alam yang telah dilakukan sejak tahun 1990. Pertumbuhan populasi manusia, perubahan iklim, perluasan kegiatan pertanian, dan perubahan status air permukaan – semuanya patut dipertimbangkan, akan tetapi tidak satupun menghasilkan dampak yang setara dengan dampak yang disebabkan oleh satu faktor: tata kelola pemerintahan. Dalam kasus ini, tata kelola pemerintahan berarti seberapa efektif suatu negara menegakkan peraturannya, disandingkan dengan indikator-indikator yang ditetapkan oleh Bank Dunia. Hal ini mungkin terdengar cukup jelas, akan tetapi juga memunculkan suatu faktor kedua paling signifikan namun berkaitan yang tidak disangka-sangka, yaitu apakah situs-situs tempat dilakukannya survei ini telah dilindungi secara resmi sebagai suatu bentuk cagar alam, ditambah lagi dengan seberapa tegas tata kelola pemerintahan yang diterapkan. Suatu wilayah yang dilindungi di Uni Eropa biasanya lebih terkelola dengan baik daripada yang berlokasi di Amerika Selatan ataupun di Afrika Sub-Sahara. Jadi, kajian ini juga menunjukkan adanya dampak yang bersifat geopolitik, di balik semata-mata suatu kenikmatan indah dan sederhana yang dirasakan oleh para relawan pengamat burung ketika menikmati suatu hari di bulan Januari pada saat menghitung burung air.

Analisis ini dimulai dari anggapan bahwa penghitungan burung air dapat mengindikasikan seberapa produktifnya suatu lahan basah; dan bahwa lahan basah adalah suatu anugerah bagi keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, maka perubahan dalam jumlah spesies dan populasi burung air dapat mengindikasikan terjadinya perubahan di daratan. Peta-peta yang dihasilkan dari proses ini menunjukkan terjadinya pengurangan di beberapa wilayah, dan penambahan di beberapa wilayah lain.

Saat ini, upaya konservasi, tepatnya seperti yang dipraktikkan oleh Wetlands International, terus diperjuangkan agar sama-sama bermanfaat bagi manusia maupun alam. Karena manusia maupun alam menjadi bagian dari suatu ekosistem, maka adalah masuk akal untuk mencari keseimbangan di antara keduanya. Kami juga terbuka untuk bekerja sama, memberikan pengetahuan dan keahlian dari, misalnya, kegiatan fasilitasi ekologi dan masyarakat kepada pihak pemerintah dan bisnis. Penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan pihak akademisi ini memperkuat tidak hanya keabsahan dari pendekatan yang dipergunakan, akan tetapi juga menunjukkan bagaimana penelitian ini harus diperluas lebih lanjut.

Dimulai dari para penghitung burung, diselenggarakan di tingkat nasional; data tersebut kemudian diteruskan ke taraf global; dipublikasikan pada jurnal bergengsi; dan kemudian dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan para pengambil keputusan dalam menetapkan prioritasnya. Proses ini jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, akan tetapi kemungkinan hasil yang diperoleh adalah sepadan bagi semua pihak di sepanjang rantai proses.

Bagaimana menurut Anda tentang 15.000 orang yang menghitung burung selama dua dekade? Bagi kami, hal ini mungkin terlihat sebagai bagian yang ‘mudah’, karena para pengamat burung tersebar di mana-mana dan sangat bersemangat dalam melakukannya. Meskipun pada kenyataannya, mengidentifikasi dan menghitung burung air membutuhkan banyak pengetahuan dan pengalaman, suatu keterampilan yang mungkin lebih mudah dijumpai di Eropa dibandingkan dengan di berbagai bagian benua Afrika dan Asia. Bagi suatu lembaga global seperti Wetlands, menemukan orang-orang dan mengumpulkan catatan yang mereka buat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Sebagian besar pekerjaan lapangan tersebut menjadi bagian dari Sensus Burung Air Internasional, yang telah dilakukan sejak tahun 1967 dan dikoordinasikan oleh Wetlands International. Sementara sensus tersebut tidak meliputi data dari Amerika Serikat, kekosongan ini terisi dengan sangat baik oleh Christmas Bird Count yang dilakukan oleh National Audubon Society, dimana para penelitinya dapat menggunakan keduanya secara bersama-sama. Para petugas teknis kami mengerjakan rangkaian data yang terus bertumbuh, dan meneruskannya kepada para peneliti, yaitu Tatsuya Amano dan William Sutherland, yang membuat artikel untuk Nature, bersama-sama dengan Tamás Székely dan Brody Sande dari universitas Debrecen dan Santa Clara. Staf kami yang bekerja di proyek ini adalah Szabolcs Nagy, Taej Mundkur, Tom Langendoen, dan Daniel Blanco, yang bekerja dengan Candan U. Soykan dari Audubon Society.

Data ini, dalam bentuk artikel di jurnal Nature, akan meneruskan perjalanannya: ia akan terus menjadi sumber informasi bagi Sensus Burung Air Internasional; sementara itu para staf advokasi dan program kami akan memperoleh pengetahuan baru yang dihasilkan dari penelitian ini untuk kemudian melibatkan, seperti biasanya, pihak-pihak pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil untuk melindungi dan merestorasi lahan basah bagi kepentingan masyarakat dan alam.

Artikel yang dimaksud dalam jurnal Nature: Successful conservation of global waterbird populations depends on effective governance.

Para Pendukung

Sensus Burung Air Internasional tidak akan mungkin dilakukan tanpa dukungan dari berbagai pihak, seiring dengan dukungan dari ribuan relawan yang melakukan penghitungan burung air dan memberikan catatannya. Dukungan kelembagaan termasuk dari: Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, Environment Canada, Sekretariat AEWA, EU LIFE + NGO Operational Grant, Yayasan MAVA, Kantor Lingkungan Hidup dan Alam Federasi Swiss, Kementerian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Perancis, Departement Makanan dan Urusan Pedesaan Inggris Raya, Direktorat Alam Norwegia, Kementerian Ekonomi, Pertanian, dan Inovasi Negeri Belanda, dan para anggota Wetlands International.

Sensus Burung Air Internasional (International Waterbird Census) 2018 akan dilakukan pada:

Asia-Pasifik: 6­­ – 21 Januari
Afrika-Eurasia: 13 – 14 Januari
Karibia dan Amerika Tengah: 15 Januari – 15 Februari
The Neotropika: 3 – 18 Februari dan 7 – 22 Juli

Untuk para editor:

Tentang Wetlands International

Wetlands International adalah suatu organisasi jejaring yang independen dan non- profit, aktif di lima benua. Misinya adalah untuk melindungi dan merestorasi lahan basah bagi manusia dan alam. Wetlands International menggabungkan pengetahuan, kebijakan, dan praktik-praktik di lapangan. Wetlands International menghubungkan antara lokal dengan global, dan memungkinkan masyarakat untuk mengambil tindakan.

https://network.wetlands.org

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Connor Walsh

Media Officer at Wetlands International

[email protected]

+31 318 660 931

Maulyati Nuraini Slamet

Policy Advocacy and Communications Coordinator

Wetlands International Indonesia

[email protected]

+62 251 831 2189